Rabu, 27 Oktober 2010

Makan Keju Sebelum Tidur Bisa Mimpi Aneh-aneh



img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Keju mengandung zat yang bisa mengurangi stres dan membantu tidur. Karena itu keju sering dimakan sebelum tidur. Tapi ternyata makan keju sebelum tidur bisa membuat orang mimpi yang aneh-aneh.

Studi yang dilakukan British Cheese Board melaporkan orang yang makan keju sebelum tidur kebanyakan bisa mengingat mimpi yang dialaminya.

"Hal ini karena di dalam keju terdapat salah satu jenis asam amino yaitu triptofan yang telah terbukti dapat mengurangi stres dan menbantu seseorang tidur lebih nyenyak," ujar Dr Judith Bryans, seorang ahli nutrisi dari The Dairy Council, seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (27/10/2010).

Hal mengejutkan lain yang dilaporkan adalah jenis keju yang dikonsumsi sebelum tidur akan mempengaruhi mimmpi yang alaminya, yaitu:

  1. Makan keju stilton akan mengalami mimpi yang aneh, gila atau tentang kehidupan, hal ini terjadi pada 75 persen laki-laki dan 85 persen perempuan.
  2. Makan keju cheddar akan membuat seseorang bermimpi tentang selebritis, hal ini terjadi pada dua per tiga dari partisipan.
  3. Makan keju red leicester akan membuat seseorang mimpi tentang masa lalu dan nostalgia dengan teman lama, hal ini terjadi pada 6 dari 10 orang partisipan.
  4. Makan keju cheshire bisa membuat seseorang tidur dengan pulas tanpa mimpi, kondisi ini terjadi pada lebih dari setengah partisipan.

"Studi mengenai mimpi dan jenis keju yang dikonsumsi ini merupakan yang pertama kali. Hal ini semakin menunjukan bahwa konsumsi keju sebelum tidur tidak menyebabkan mimpi buruk," ujar Neil Stanley, PhD, direktur sleep research dari University of Surrey.

Karena itu jika seseorang ingin mendapatkan tidur yang nyenyak dan pulas di malam hari, tak ada salahnya untuk mengonsumsi beberapa potong keju setidaknya 30 menit sebelum tidur.

Penelitian ini melibatkan 200 partisipan yang dilakukan selama seminggu. Partisipan makan 20 gram keju selama 30 menit sebelum tidur.

Hasilnya, 72 persen partisipan dapat tidur dengan baik setiap malamnya. Dari jumlah itu lebih dari dua per tiga partisipan masih ingat mengenai mimpi yang dialaminya dan tidak melaporkan adanya mimpi buruk.

Senin, 25 Oktober 2010

Siapa Mau Koleksi Mayat?


img
Mayat asli (dok: Telegraph)
Brandenburg, Pameran mayat dan organ tubuh manusia asli yang diawetkan sukses menarik pengunjung di sejumlah negara. Tak puas hanya memamerkan, Dr Death yang menggagas ide tersebut berniat menjual koleksinya di internet dalam waktu dekat.

Dr Death, pakar anatomi asal Jerman yang memiliki nama asli Gunther von Hagens akan memulai penjualan mayat dan organ tubuh pada 3 November 2010. Mayat utuh dihargai Rp 867,7 juta, torso tanpa kaki dan lengan Rp 704,4 juta dan kepala utuh Rp 273,8 juta.

Sayangnya tidak sembarang orang boleh membeli spesimen-spesimen asli yang diawetkan dengan teknologi polymer impregnation tersebut. Dr Death mengungkap hanya akan menjual koleksi kontroversialnya itu pada orang-orang dari kalangan dokter dan ilmuwan.

Meski segmen pembelinya dibatasi, sejumlah kalangan tetap menyerang ide gila ini dengan kritik pedas. Salah satunya siapa lagi kalau bukan kalangan religius yang diwakili seorang uskup agung di Jerman, Robert Zollitsch.

Dikutip dari Telegraph, Senin (26/10/2010), Zollitsch mengimbau pemerintah Jerman untuk melarang praktik jual beli organ tubuh manusia yang digagas Dr Death. Ia menganggap praktik semacam itu mendobrak tabu untuk selalu menghormati orang yang sudah meninggal.

Tidak terlalu mengherankan memang, jika Dr Death dijuluki pakar anatomi paling kontroversial sejagat. Pada tahun 2002, ia menghebohkan Inggris dengan menggelar otopsi publik untuk pertama kalinya di negara itu sejak 170 tahun terakhir.

Aksi gila kembali dilakukannya di Berlin akhir tahun lalu. Meski sudah biasa mengawetkan mayat dan membentuknya dalam pose-pose seperti orang hidup, kali ini ia membentuk 2 mayat dalam pose sedang bersetubuh dan menampilkannya dalam pameran berjudul Cycle of Life.

Mayat-mayat yang diawetkan umumnya adalah sukarela dari orang yang bersangkutan saat masih hidup. Orang-orang yang sukarela tubuhnya diawetkan itu karena dalam rangka memperluas pengetahuan ilmu anatomi tubuh.

Sabtu, 16 Oktober 2010

Mengurangi Nasi Lebih Banyak Manfaat Kesehatannya

Mengurangi Nasi Lebih Banyak Manfaat Kesehatannya



Nasi termasuk sumber karbohidrat yang paling enak dibanding ubi, jagung atau singkong. Makanya tidak heran jika orang Indonesia sangat tergantung dengan nasi. Tapi sebenarnya mengurangi makan nasi lebih banyak manfaatnya.

Jika rencana pemerintah membuat program 'Sehari Tanpa Nasi' atau 'One Day No Rice' menuai pro kontra, praktisi kesehatan justru melihat banyak manfaatnya buat kesehatan rakyat.

Tapi memang diakui tidak mudah mengubah pola pikir orang Indonesia yang sudah ratusan tahun sangat tergantung pada makan nasi. Sampai-sampai ada istilah 'belum makan bila tak makan nasi'.

"Saya sangat mendukung bila ada kebijakan seperti itu. Yang kita butuhkan sebenarnya kan bukan nasi tapi karbohidrat. Nah, karbohidrat yang bagus justru ada di singkong, ubi, pisang, jagung, kentang, nasi merah, kacang hijau atau roti gandum. Karbohidrat dari sini malah manfaatnya lebih besar daripada nasi," terang Dr Phaidon L Toruan, MM, dokter gizi dan pakar hidup sehat dari Jakarta Anti-aging & Executive Fitness Consultant, saat dihubungi detikHealth, Rabu (13/10/2010).

Apa keuntungannya mengurangi makan nasi?

Dr Phaidon menjelaskan salah satu manfaat mengganti kebiasaan makan nasi adalah menghindarkan dari penyakit diabetes tipe 2 (diabetes karena gaya hidup).

Asal tahu saja nasi memiliki kadar gula yang tinggi yang meningkatkan level glukosa dalam darah sehingga bisa memicu risiko terkena diabetes. Dan bagi penderita diabetes harus mengatur kadar gulanya, salah satunya dengan mengurangi makan nasi agar penyakitnya tak kumat.

Nasi putih termasuk karbohidrat sederhana yang mengandung kadar gula tinggi, ketika dicerna akan langsung menjadi energi dengan cepat dan meningkatkan kadar gula darah. Tapi karbohidrat sederhana tidak bisa menyimpan cadangan glikogen.

Sebaliknya jenis karbohidrat seperti ubi, jagung, singkong, oatmeal, roti gandum, nasi merah merupakan karbohidrat kompleks yang kadar gulanya rendah dan menahan kenyang lebih lama hingga 6 jam.

Karbohidrat kompleks ini bisa disimpan di liver dan otot sebagai glikogen (zat sebelum menjadi glukosa). Jika tubuh kekurangan energi, cadangan glikogen inilah yang akan dipecah menjadi glukosa sebagai sumber energi.

Karbohidrat kompleks mengandung lebih sedikit gula tapi lebih tinggi serat, sehingga justru memberi lebih banyak manfaat, baik bagi wanita, pria maupun anak-anak.

Menurut Dr Phaidon, manfaat karbohidrat kompleks rendah gula lebih bagus ketimbang nasi yaitu antara lain:

Bagi wanita

1. Membuat kulit halus, cantik dan bercahaya
2. Bebas toksin
3. Awet muda
4. Menghilangkan kerutan di wajah


Bagi pria

1. Meningkatkan gairah dan libido
2. Meningkatkan tenaga, stamina dan keperkasaan pria
3. Lebih bugar dan lebih bersemangat


Anak-anak

1. Meningkatkan kecerdasan
2. Meningkatkan kekuatan
3. Tidak mudah lelah dan sakit


"Kalau pemerintah mengimbau seperti itu, berarti pemerintah mau orang Indonesia jadi cantik, kulitnya halus, kuat dan pintar-pintar," tambah Dr Phaidon, yang juga pengarang buku 'Fat Loss Not Weight Loss'.

Dr Phaidon juga mengungkapkan bahwa orang Indonesia harus belajar mengubah anggapan 'belum makan bila tak makan nasi'.

"Kebanyakan orang Indonesia lebih suka berada di comfort zone, lebih suka makanan enak ketimbang makanan sehat dan berkualitas. Jadi untuk bisa mengubah anggapan itu, harus ada keinginan terlebih dahulu," jelas Dr Phaidon.

Untuk bisa mengubah anggapan tersebut, Dr Phaidon menegaskan harus ada keinginan. Adanya keinginan juga harus didukung dengan keyakinan, dengan demikian otak akan bereaksi dan mencari cara untuk dapat melakukan perubahan.

"Proses perubahan itu memang tidak nyaman, butuh sekitar 25-30 hari untuk penyesuaian. Penyesuaian yang dimaksudkan bukan tentang respons tubuh, tapi lebih pada selera. Kalau tubuh justru akan bereaksi dengan sangat baik ketika nasi diganti dengan karbohidrat lain yang kualitasnya lebih tinggi," jelas Dr Phaidon lebih lanjut.

Jadi silakan pilih tetap makan nasi karena enak tapi kurang banyak manfaatnya atau mulai pelan-pelan beralih ke ubi, jagung, singkong, oatmeal, roti gandum, nasi merah yang memang kurang enak tapi lebih banyak manfaat kesehatannya.